Senin, 24 November 2008

MALAM YANG SUNYI


MALAM YANG SUNYI

di malam yang sunyi ini
aku sedang memikirkan
seorang gadis yang pernah
menghiasi hidupku dan hari2
ku bersama diri nya

aku ingin di malam yang sunyi
ini bisa bertemu dengan dirinya
walaupun cuma sebentar karna diriku
sangat merindukan dirinya

apakah aku bisa bertemu dengan
dirinya di malam yang sunyi ini
apakah aku bisa berdampingan
dengan dirinya di malam yang
sunyi ini

aku rindu padamu cinta kemanakah
kau pergi cinta aku sangat rindu
padamu karena di malam yang sunyi
ini aku kesepian tanpa dirimu di
sampingku

walaupun di malam yang sunyi ini
tidak ada dirimu di sampingku aku
akan selalu rindu kepadamu walaupun
hati ini sunyi tanpa dirimu

cintaku hanya untukmu dan selalu
untukmu karena aku sangat cinta
padamu...

dari Topup.blogs

RINDU

RINDU


Ruang hatiku terasa hampa
Hanya ada rindu yg mengetuk hati ini, selebihnya hanya ada bayanganmu
Dimana Qtermenung seorang diri wajahmu menyusup k bawah alam sadarQ
Tiba-tiba....
Sebuah negri kamu ciptakan dlm kesendirianku ini
Inikah namanya rindu?
Yang kuharap malam ini hanyalah tenangmu
Yang kuinginkan saat ini hanyalah damaimu
Yang kupinta detik ini hanyalah bahagiamu...
Untukmu kumenghimpun doa
Semoga malam ini tidurmu dipenuhi semerbak wangi
yang bertahtakan mimpi taman surgawi...

from Toppuisi.blogs

I Finally Found Someone


I Finally Found Someone

I finally found someone, that knocks me off my feet
I finally found the one, that makes me feel complete
We started over coffee, we started out as friends
It's funny how from simple things, the best things begin

This time it's different, dah dah dah dah
It's all because of you, dah dah dah dah
It's better than it's ever been
'Cause we can talk it through
Oohh, my favorite line was "Can I call you sometime?"
It's all you had to say to take my breath away

This is it!
I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one
To be with every night
'Cause whatever I do, it's just got to be you
My life has just begun
I finally found someone

Did I keep you waiting
I didn't mind I apologize
Baby, that's fine
I would wait forever just to know you were mine
And I love your hair, sure it looks fine
I love what you wear, isn't it the time?
You're exceptional...
I can't wait for the rest of my life

Whatever I do, it's just got to be you
My life has just begun
I finally found someone...

from deeanwa2n.blogs

Selasa, 03 Juni 2008

Little Childern

by Rharha Sofyan



"....Ku lewati ruang tamu yang cukup luas dan megah.. Tidak ada acara seremonial yang biasa orang lakukan jika ada yang meninggal dunia. Akupun cuek saja, menganggap itu sebuah tradisi yang ga guna. Orang mati tidak akan mengaharapkan sesuatu dari yang hidup. Ku buka kamar Ruben perlahan, dia meringkuk...."


Hujan membasahi kaca mobil Volvo Silver yang ku kemudi dengan baik di atas jalan lurus. Kulihat Ruben dari kaca sepion dalam mobil, sikapnya sangat tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Pandanganya menghambur keluar tanpa arah yang jelas. Hujan semakin deras membuat aku melambatkan roda mobilku karena jalan yang semakin basah dan licin. Lampu merah menyalah di perempatan jalan. Terlihat anak-anak kecil berlari asik mendekati mobil-mobil yang berhenti karena lampu merah yang menyala. Di samping pintu mobilku sudah terdapat bocah kecil dengan pakai lusuh, dekil dan basah kuyup, menebarkan seyum tipisnya, mengisaratkan meminta izinku untuk memainkan lagu yang akan di mainkan dengan jari-jari kecilnya yang memegang biola bututnya.


Aku hanya terdiam acuh tanpa memberi respon sedikit pun tapi bocah itu kekeh memainkan lagu yang selalau dibawakan oleh band-band ternama di kota ini. Lampu merah terasa lama, dan bocah itu terus menggesek biolannya, suaranya tidak terlalu terdengar oleh telingaku karena derasnya hujan dan kaca mobil yang tertutup rapat. Aku menengok sekali pada bocah yang telah usai memainkan biolanya, menunggu aku memeberikanya sesuatu atas pertunjukannya. Ku merempeh laci mobilku, tapi tak kutemukan uang receh yang biasa kusediakan untuk mereka. Dengan terpaksa ku mengangkat tanganku padanya, meminta maaf kalau aku tidak bisa memberinya apa-apa. Ketika aku mulai menginjak pedal gas, dengan cepat Ruben membuka kaca mobil dan memberikan uang sebesar lima ribu rupiah pada bocah lusuh itu. Terlihat seyum bahagia dari bocah itu lewat kaca sepionku. Ku terseyum pada Ruben lewat kaca sepion dalam mobilku, tapi dia tetap dengan diamnya.


Pintu gerbang telah tebuka, ku hentikan Volvo tepat didepan pintu rumah. Ruben langsung bergegas membuka pintu dan berlari masuk ke dalam rumah. Para pembantuku sudah siaga di depan rumahku. Menuggu komandoku.


“Tolong buatkan susu hangat buat Ruben” bibi Inah langsung menganguk dan bergegas menuju dapur.

“Bawa barang-barang” Mang urip pun langsung mendekati bagasi mobil.

“Huhh…” ku lemparkan kerudung yang dari tadi terpasang di kepalaku. Cukup gerah memakainya selama berjam-jam.

Air yang cukup dingin sedikit membawa kesegaran di wajahku ketika beberapa kali kubasuh wajahku.

“God what gona do?” tanyaku pada cermin yang ada dihadapanku.


Lonceng jam di ruang tamu kencang menggema memberitahukan kalau sekarang jam sebilan malam. Ku melangkah keluar kamar. Ku lewati ruang tamu yang cukup luas dan megah.. Tidak ada acara seremonial yang biasa orang lakukan jika ada yang meninggal dunia. Akupun cuek saja, menganggap itu sebuah tradisi yang ga guna. Orang mati tidak akan mengaharapkan sesuatu dari yang hidup. Ku buka kamar Ruben perlahan, dia meringkuk begitu tenang di atas ranjang seperti kucing yang tertidur lelap. Ku usap keningnya yang hampir separuhnya ditutupi oleh poni rambutnya. Seharusnya dia tidak seperti ini, umurnya masih sembilan tahun, seharusnya dia hidup dengan keluarga yang sempurna, bukan seperti keluarga ini. Aku kembali mengusap kening kecilnya dan memberikan satu kecupan serta menyelimutinya. “Happy nice dream sweety” bisikku di telinganya.


“ Ayo makan rotinya sweety..” ucapku karena melihat Ruben terduduk diam di atas kursi makan.

“Mau sarapan lain?” Ruben tidak menjawab.

“Ruben… ayo sarapan, jangan bikin kakak kesel” Kali ini tangan ruben mulai meraih setumpuk roti di hadapannya.

“ Papah mana kak?” Suapan Ruben terhenti

“ Jangan Tanya papah, kamu makan aja..” Satu suapan roti masuk ke dalam mulut kecilnya, dengan malas Ruben mengunyah lalu menelan dengan paksa.

“Be a good boy, ok” kataku setelah merapikan baju seragam Ruben. Ruben tetap dengan gayanya tanpa ada ucapan yang keluar dari bibirnya atau senyum lucunya yang telah hilang bebrapa hari ini.


Aku bergegas meninggalkan meja kerjaku setelah melihat jam dipergelangan tanganku menunjukan jam 11:30. Ku Larikan Volvoku cepat menuju sekolah Ruben. Ruben sudah duduk menunduk sambil mengayun-ayun kan kedua kakinya di bangku halte depan sekolahnya.


“Soory my sweety… Aku telat” Aku menekuk kakiku dan mengelus keningnya. Tapi Ruben hanya melengos dingin dan masuk kedalam mobil. Ruben tidak mengeluarkan kata-kata sedikitpun selama perjalanan pulang. Ruben tidak seperti anak lainya yang selalu becerita yang telah dia lakukan di sekolahnya. Akupun memakluminya mungkin Ruben masih agak canggung denganku, karena baru seminggu aku bertemu lagi dengannya. Aku masih beruntung dia masih bisa menerimaku dan mengakuiku sebagai kakaknya. Aku berada di sini dan meninggalkan Amerika pun alasan hanya karena Ruben. Aku ingin dia tidak seperti aku yang haus kasih sayang kedua orang tuanya. Aku hanya ingin menggantikan sosok orang tua yang tidak aku temukan dimata Ruben.


“Kamu ingin Biola?” tanyaku ketika melihat Ruben terpesona dengan permainan biola bocah kecil di lampu merah. Ruben pun merogoh kantongnya dan memberikan seluruh uang sakunya kepada pengamen kecil.


Aku kembali dikemudiku, menjemput Ruben ke sekolah. Ada yang menambah bebanku karena hari ini aku dipanggil oleh wali kelas Ruben. Wali kelas bilang ada yang harus di bicarakan tentang ruben.


Aku langsung menuju kantor wali kelas Ruben. Ku lihat Ruben hanya duduk diam sambil memainkan salah satu tali tasnya. Tidak terlalu panjang dan lama percakapan aku dan wali kelas Ruben.

“kamu mau ini kan?” Tanyaku pada Ruben, menunjukan satu biola kecil yang cukup bagus pada Ruben. Dia tak menjawab sepatah katapun, tapi aku tetap membelinya. Aku memetuskan Ruben memasukkan Les Biola di dekat rumahku. Aku rasa Ruben ingin belajar biola dan mungkin ini salah satu cara untuk membuatnya bicara atau sedikit membuatnya senang.

“Ayo masuk…, kakak tunggu di sini” ucapku halus pada Ruben. Ruben pun menurutinya dan di tuntun oleh guru les boila.


Aku duduk di luar kelas menuggu Ruben selesai, hampir dua jam lebih aku menunggunya, aku hanya berharap Ruben bisa menikmatinya.

Aku beranjak dari duduk ketika anak-anak kecil keluar bergantian dari dalam kelas. Dan kudapati ruben setelah beberapa anak laki-laki keluar terlebih dahulu.


“Ruben masih sedikit malu dan takut, Bu…” Ucap wanita paruh baya yang menjadi Guru Les biola. Aku hanya tersenyum dan mengangguk padanya.


Hari ini aku kurang enak badan. Dari tadi pagi aku belum bangun dari tempat tidurku, mungkin karena kecapean karena aku meeting sampai larut malam. Aku meyuruh Bi’ Inah dan mang Urip yang mengantar dan menemani Ruben ke sekolah.


“Tok, tok, tok” suara ketukan bebrbunyi dari pintu kamarku

“Masuk..” ucapku tanpa bergerak dari tempat tidurku

“Kenapa Bi, mang?” Tanyaku karena melihat wajah pembantuku yang ga karuan

“Anu neng…” Ucap Mang Urip terpotong

“kenapa? Ada apa? Ruben mana? Ruben ga apa-apa kan” Tanyaku membabi buta.

“Ruben ilang non”

“What!!!” jeritku dan langsung lompat dari tempat tidur.

Demamku semakin tinggi karena sudah ku kelilingi seluruh jalan komplek tapi tidak mendaprati Ruben. Otakku sudah tidak bisa berfikir mencari Ruben kemana?, apa aku harus lapor polisi. Di tanganku sudah menggenggam ponsel dan apa yang aku harus aku katakan pada polisi. Mobilku terhenti di pinggir pertokoan tak jauh dari rumahku. Untuk berfikir sejenak apa yang harus aku lakukan.


Aku melambaikan tangan ketikan bocah kecil ingin mengamen, tapi dia tetap memainkan lagu yang membuat kupingku semakin panas.


“Maaf…” ucapku pelan pada pengamen kecil

“Maaf….” Kataku lagi, tapi dia tetap menyanyikan lagu sambil terus menggesek biola.

“Aku bilang maaf..!” hardik ku, dan bocah itu berlari.

“Oh… Damn!” Aku melihat yang aku cari di keremunan bocah-bocah dekil yang tidak memakai alas kaki. Aku langsung keluar dari dalam mobil dan berlalari menuju kerumunan.

“Ayo pulang…” Ucapku sambil menarik tangan Ruben

“Gak mau, Ruben mau di sini” Jawab Ruben sambil melepaskan tanganku.

“Ini kotor Ruben, kamu bisa sakit” Ucapku dan kembali menarik tangan Ruben lagi.

“Tapi Cuma di sini yang ga bilang kalau Ruben anak kotor” aku tercengang mendengar perkataan yang keluar dari mulut kecil Ruben.

“Apa..? Siapa yang bilang Ruben kotor?” Tanyaku lemas


“Teman-teman sekolah bilang kalau Ruben anak kotor, mamah temen-temennya Ruben bilang kalau ruben anak kotor. Yang ibunnya mati bunuh diri karena ketauan selingkuh dan punya bapak pejabat yang selalau makan uang orang kecil” Teriak Ruben sambil berlari menangis kepojok toko. Aku tidak menyangkan Ruben kecilku bisa berkata seperti itu.

“Ruben mau disini kak…” Lirihnya sambil mendekap Biola.

“Di sini ga ada yang bilang kalau Ruben anak kotor..” Tangisnya pecah lalu memelukku

“Iya sayang, kamu boleh main di sini..” Ucapku sambil terus merengkuhnya erat.


Aku menghujat orang-orang yang mengatakan kalau adik kecilku anak kotor. Ruben sedang asik melihat permainan anak kecil yang bernama Aang, yang Ruben kenalkan padaku. Beberapa kali aku melihat Ruben tertawa lepas dengan mereka, aku menurutinya permintaan Ruben saat Ruben ingin ikut mengamen dengan mereka. Setelah sore menjelang aku membujuk Ruben pulang, Ruben pun tidak menolak. Aku terseyum kembali melihat ruben berjabat tangan seperti anak band terkenal pada teman barunya.


“Aku boleh berteman dengan mereka kak?” Tanya Ruben beberbisik di telingaku saat ku gendong ke kamar tidurnya.

“Boleh…. Tapi kamu harus tetap sekolah” Ruben mengangguk pasti dan mencium pipiku cepat.

“Ok, Good night sweety..” Aku menyelimutinya.

“kak Gladis… bisa cerita dongen untukku? Teman-teman sekolahku selalu cerita kalau meraka selalu didongengi sewaktu mau tidur, aku belum pernah merasakan itu. Kakak bisa lakukan itu untukku…..” Tutur Ruben sedih.

“Of crouse.. my Little sweety..” jawabku.

Ruben asik mengesekakan bioalanya bersama Aang, seyumnya terus terpasang dibibir tipisnya. Mereka sedang beradu kemampuan dan menujukannya padaku. Ruben mememinta aku sebagai juri yang menilai siapa yang paling bagus memainkan biloa untuk memenangkan satu kotak es crim yang aku bawa setelah pulang kerja.


Ruben lemas setelah aku memilih Aang yang menjadi pemenang, tapi seyum Ruben belum hilang. Aangpun dengan bijaksana membagi setengah hadianya pada adik kecilku. Mulut mereka belepotan dengan coklat es krim, mereka asik sekali berbincang diselingi suara tawa yang menggelegar ke seluruh ruang tamu. Tanxs God… aku mendengar Ruben tertawa lagi dengan lepas tanpa ada kegundahan dalam hatinya.


Untuk saat ini atau untuk selamanya aku mengenyampingkan status sosila atau apapun demi kebahagia Ruben. Aku menghilangkan jarak perbedaan antara Si miskin dan Si kaya, demi kebahagiaan Ruben. Aku hanya ingin mengumpulkan lagi serpihan-serpihan kecil keluarga ini menjadi keluarga yang diinginkan Ruben atau anak kecil lainya. Aku harus berbuat sesuatu untuk mengembalikan papah untuk tidak terus terlarut dengan jabatanya dan hartanya yang sebenarnya membuat kehancuran untuk dirinya atau untuk keluarganya.


Semoga Tuhan memberikan aku Full Power untuk merubah semuanya menjadi baik, demi Ruben, demi aku, demi papah, demi mamah ataupun demi bangsa ini.

Selasa, 13 Mei 2008

BUAT KAMU

by Rharha

maukah kamu memandangku sekali lagi
HARI ini hanya sekali lagi
aku selalu terjaga
tapi binar redup itu membuatku mengantuk

bolehkah aku menyentuhmu sekali lagi
HARI ini hanya sekali ini
aku selalu gelisah
tapi genggamanmu akan membuatku nyaman..

bisakah aku mendengar kicaumu
sekali lagi malam ini hanya buat kali ini
jiwa ini membeku
tapi tawamu akan membuatku hangat..
tak dapatkah kamu mencintaiku HARI ini..???

hanya untuk HARI ini
sebab esok hari adalah mimpi buruk
dan aku masih sendiri..

TEMAN...
siapapun dirimu..
TUNJUKKANLAH JIWA DAN JASAD MU YANG MASIH BERNYAWA..
TUNJUKKAN KALO KAMU SELALU ADA..
BUATKU..
TUK HARI INI DAN SELAMANYA..

written by Masezra untuk Dinda

Sabtu, 10 Mei 2008

Airmata

By Rharha Agustine


"...ragu menuju rumahnya, penuh pertanyaan dalam hatinya Karena kenapa harus pak lurah yang menjemputnya dan kenapa pak lurah terus berkata kamu harus sabar menerima semua ini, kamu harus tegar dan bapak janji semua pendidikan sekolahmu bapak akan biayayi. Sebaikah itu kah pak lurah kepadaku..."




Saidah terpelungkup tertidur disamping kakek tua yang berbaring lemas tak berdaya dengan borok yang mengangah di bagian kaki kananya. Saidah menggerakan lehernya merubah posisi kepalanya agar tidurnya tidak tergangu dengan rasa pegal dilehernya karena hanya bersandar pada besi-besi pinggir tempat tidur.


Saidah menggerakan badanya kembali seolah tubuhnya sudah tidak kuat dengan posisi tidur yang memang tak nyaman ataukah saidah sudah cukup puas dengan tidurnya yang tak ada mimpi indah menghiasi malamnya. Matanya mulai bergerak menerima sinyal kalau matahari sudah mengeluarkan sinar cerahnya. Saidah mengerutkan matanya seiring dengan alis yang melengkung membuka mata sembabnya yang semalam tak berhenti mengeluarkan air mata.


Yang pertama ia lihat adalah bapaknya yang tertidur dengan mata yang tertutp rapat walau saidah tak yakin jelas apakan bapaknya tertidur pulas dengan rasa sakitnya. Wajah bapaknya kini bersinar cerah karena sinar matahari menyinari wajahnya yang masuk dari sela-sela bilik rumahnya. Saidah lagi-lagi meneteskan air matanya ketika melihat borok yang semakin melebar di kaki kanan bapaknya.


“Saidah harus gimana pak….” Lirih saidah menutup mulutnya karena tangisnya pecah dan tak ingin bapaknya terjaga dari tidur.


Saidah beranjak dari duduknya ia melangkah kedapur untuk memasakan bubur nasi untuk bapaknya padahal ia pun belum makan dari kemarin sore karena tak sempat, bapaknya terus menjerit kalau saidah sedetik saja tak disampingnya walau hanya ditinggal kedapur untuk mengambil nasi sepiring untuk mengisi perutnya.


Saidah jongkok didepan ember kusam memandang kosong dan tak lama matanya mulai berkaca2.


“Ya Allah enggkau telah banyak mengujiku dan aku mohon berilah aku jalan keluar dari segala ujianmu…” Air mata menetes lagi dari mata wanita yang belum cukup dewasa karena umurnya baru enambelas tahun. Saidah roboh dari jongkoknya dia terduduk lemas dengan ember kosong yang terguling dari genggamannya. Ember kosong yang biasanya terdapat persedian beras untuk mereka makan dan kali ini kosong tanpa ada sebutir beraspun.


“Saidah…. Saidah….” Suara lemas bapak tua membuat semua organ saidah kembali normal dan langsung bangun dari kekosongan yang serasa arwahnya telah pergi dari tubuhnya.


“Yah…Pak..” Jawab saidah sambil mengusap tangan keriput bapaknya.


“Bapak mau teh manis hangat…” bibir pucat bapaknya bergerak dengan suara gemetar. Saidah hanya tersenyum walau sebenarnya dia menangis dalam hati karena teh tubruk dan gula telah habis untuk buat teh semalam.


“Iya, tapi Saidah beli di warung Mba Parti dulu yah..” ucap saidah, Bapaknyapun mengangguk dan kembali memejamkan mata.


Langkah saidah gontai, otaknyapun seperti tak mampu lagi berfikir untuk mencari jalan keluar dari segala masalah yang dihadapinya. Saidah sudah berada di muka warung Mba Parti.

“Mba…. Aku mau ambil gula ama teh tubruk dan sekalian beras seliter dulu” ucap saidah sambil tertunduk karena malu sama mba parti karena utang saidah sudah terlalu banyak.


“Bapak mu belum sembuh?” Tanya mba parti sambil memasukan pesanan saidah ke kantong keresek.


“belum Mba…” ucap saidah. Mba parti memang tidak pelit seperti warung sebelah rumahnya karena tak membolehkan saidah mengutang sepeserpun.


“ Saidah si Bejo belum bayar uang SPP sekolahnya, jadi maba minta maaf kalo minggu besok kamu bisain bayar utang yah..” saidah tersentak mendengar perkataan mba parti


“ Utang mu udah cukup banyak saidah..” jatung saidah makin bedetak cepat menunggu nominal yang akan disebutkan oleh mba parti yang sudah menambahkan tulisan di buku hutang saidah.


“85 ribu, mba bukan ga kasian sama kamu, tapi kalo kamu belum-belum bayar utang kamu warung mba bisa bangkrut” Saidah hanya menggangguk lemas padahal dia tidak tau akan bisa bayar dengan apa.


“Assalamualaikum….” Suara salam serta ketukan pitu terdengar, saidah beranjak dari tempat tidur berhenti mengelap luka Bapak.


“Wa’alaikum salam.., eh Susi…” Bibir Saidah meleber, terseyum karena baru kali ini teman sekolahnya datang kerumahnya padahal dia sudah hampir dua minggu tidak masuk sekolah.


“Aku baru denger dari emak ku kalo bapak mu sakit, jadi ini alasan kamu ga masuk sekolah” tutur susi sambil menyodorkan sekantong jeruk Sunskist pada saidah.


“Iya Sus, abis bapak ga ada yang temani” jawab Saidah seadanya.


“Udah di bawa kedokter?” Tanya Susi antusias tapi saidah hanya menggeleng lemas


“Aku Cuma kasih obat warung” ucap saidah lirih


“kalo obat warung ga akan bisa nyembuhin luka kaya gini” jawab Susi tegas walaupun saidah sudah tahu dengan tindakanya


“abis mau gimana lagi aku ga ada uang kalo ke dokter” tutur saidah lemas dan tak lama suara lagu terdengar dari salah satu saku tas susi.


“Halo, iya nanti susi datang jam 7 malem..” ucap susi dengan HP yang lumayan bagus, saidah hanya memandang takjub pada susi karena koq bisa susi punya HP sebagus itu.


“Wah kamu hebat punya HP sebagus itu” ucap saidah penasaran karena yang ia tau orang tua susi hanya berjualan nasi uduk dan buruh tani


“gampang koq, kamu juga bisa kayak aku” saidah mengernyitkan dahinya mendengar kata gampang dari mulut susi.


“gimana?” Tanya saidah penasaran. Susi menarik tangan saidah mengajak menjauh dari tempat tidur bapaknya dan berbisik


“kalo kamu mau nyembuhin bapakmu dan beli HP kaya aku, kamu ikut aku kerja”

“kerja?” Tanya saidah heran

“ia! Kita mangkal di pingiran pertigaan kota”

“Astagfirrlullah” saidah tersentak lantas mengusap dada kurusnya

“ aku nda mau, kalo kerja yang begituan. Takut dosa sus…” tutur saidah ketakutan

“kamu pilih mana dosa atau nyembuhin bapakmu?” pilihan yang diberikan susi membuat saidah gamang. Teringat semua masalah ekonomi yang membelenggunya.


“yah kamu jangan seterusnya mangkal di sana, kalo bapakmu udah sembuh, ya berhenti saja” ucap Susi seolah menghalalkan pekerjaan nista itu. Saidah hanya berdiri dengan tatapan kosong walau telinganya masih berfungsi mendengar segala ucapan susi untuk merayunya datang besok sore dengan pakai sedikit seksi.


Saidah masih duduk setia menemani bapaknya sambil mengelap darah dan nanah yang tak henti keluar dari luka kaki kananya.


“maafkan saidah pak, ga bisa nyembuhin bapak. Padahal bapak sakit gini buat saidah” ucap saidah getir dan meneteskan air mata. Ia teringat perjuangan bapak mencari uang dengan mengkayuh becak untuk membiayayi sekolahnya dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan pada suatu saat bapak terkena musibah, bapak dan becaknya terguling di pinggiran sungai yang mengakibatkan luka di kaki kanannya sedangkan becaknya rusak hingga tidak lagi bisa digunakan.


Saidah memedamkan kepalanya di pinggir tempat tidur bapaknya menutupi mukanya dengan tangan kanan keriput bapaknya, saidah terus menciumi tangan bapaknya dan terus menangis. Hatinya menjerit karena ia sendirian memikul penderitannya.


Saidah menadahkan tangan memohon permintaanya dipenuhi dengan kain mukena yang menutupi seluruh tubuhnya ia berdoa sekaligus mengadu tentang kegalau hatinya, berbicara seolah tuhannya ada di dekatnya, air matanya terus menetes seiring bibirnya bergerak mencurahkan isi hatinya.


Selesai saidah puas berkomentar, memohon dan berbicara pada Zat yang tak terlihat tapi saidah mereasakan kedakatanNya.


Dia mendekati bapaknya yang masih terpejam, saidah mencium kening, muka dan tangan kanan bapaknya memohon restu apa yang ia akan lakukan.


“maafkan saidah pak,… tapi ini mungkin ini jalan bagaimana seorang anak harus berbakti pada orang tuannya” ucap saidah lirih.


Tak lama saidah sudah berada tak jauh dari pinggir pertigaan, dan tak susah mencari keberadaan Susi. Susi sudah terlihat dipingir jalan pas ditikungan yang mengarah kesuatu desa kecil. Tak lama Susi melambaikan tangan melihat kedatangan Saidah.


“Tenang aja, kalo kamu belum bisa biar nanti aku temenin, dan bilang sama Si Omnya kalo kamu hanya mau nemenin minum aja” kata susi prihatin karena melihat kepucetan Saidah. Saidah tak merespon tapi juga tak pergi meniggalkan dosa yang akan ia perbuat.


Susi sudah melambaikan tangan pada salah satu mobil sedan yang juga tidak terlalu bagus. Kaca mobil sudah terbuka susi mulai memaikan perannya, dia mulai bernegosiasi pada orang setengah tua yang ada di dalam mobil sesekali Susi dan orang yang ada di mobil melirik kearah Saidah. Saidah hanya pasrah walau hatinya menjerit ingin lari dari tanah panas ini. Kesepakatan sudah berbuah, susi mengatakan “OK” dan Si Om itu mengangguk.


“ya tuhan ampuni aku, aku hanya ingin menyelamatkan nyawa ayahku” lirih Saidah dalam hati.


Susi mulai menggiringku kedalam mobil tapi sejengkal lagi saidah masuk ke dalam mobil suara sirene polisi terdengar begitu keras kontak mengagetkan seluruh orang yang ada di sekitarku. Semuanya kocar kacir seperti terjadi tsunami, susi dan orang dalam mobilpun begitu cepat menghilang hanya saidah saja yang kebingungan setengah mati harus lari kemana dan hanya dengan hitungan menit saidah diringkus masuk ke atas mobil bak polisi.


“aku mau di bawa kemana, Pak” jerit saidah meronta-ronta karena kedua tangannya dibekam begitu keras.


“ke kantor polisi” jawab seorang yang beseragam polisi tanpa basa-basi

“tapi aku ga salah” jawab Saidah


“ kamu sampah masyarakat, harus ada di penjara” saidah tersentak mendengar pernyataan polisi. Saidah lemas dan sekali lagi dia pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti.


Selama satu hari saidah berada di dalam terlaris besi, ia diizinkan kembali merasakan sinar matahari dan menghirup udara segar ketika pak lurah menjemputnya dan mengeluarkanya dari kantor polisi.


Saidah hanya melangkah ragu menuju rumahnya, penuh pertanyaan dalam hatinya Karena kenapa harus pak lurah yang menjemputnya dan kenapa pak lurah terus berkata kamu harus sabar menerima semua ini, kamu harus tegar dan bapak janji semua pendidikan sekolahmu bapak akan biayayi. Sebaikah itu kah pak lurah kepadaku? Apa ini jawaban Allah dari semua masalahku? Dan Ia masih sayang denganku karena tidak menyetuh dosa besar itu? Saidah terus berbicara dalam hatinya sampai ujung gang rumahnya. Matanya terbelalak ketika melihat bendera kuning berkibar di salah satu tiang rumahnya.


“Bapak….” Saidah berlari walau langkahnya gontai, ia menjerit tak terima kalo yang ia sayangi meninggalkanya. Sekali lagi ia bertanya pada hatinya pada Zat yang selalu di dekatnya. Apa ini jawabanya? Apa ini jalan keluarnya?


Saidah menangis dan memeluk bapaknya di bisikannya ke telinga bapaknya “Inna Lillahi wainna illahi rojiun” ia mengucapkan takbir dan selawat nabi di telinga bapaknya walau terkdang ucapan saidah tersendak karena tangisnya.

Jumat, 02 Mei 2008

Nasib Tragis

by Mas Ezra

"..Tentu telah banyak kerinduan yang menumpuk di antara kami yang siap di tumpahkan, banyak kata-kata yang siap untuk di bicarakan, telah di persiapkan berbagai cerita yang seru, heboh, lucu dan mungkin menggemaskan, ataupun ada juga yang tidak sengaja akan membuat cemburu..."

Tepatnya Januari lalu, Saya memutuskan menghabiskan liburan natal dan tahun baru di kampung halaman yang berada di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Indah memang, itung-itung bisa refreshing di luar kota. Walau pun luar kota pilihan saya yang saya maksud adalah sebuah kampung halaman sendiri yang tentunya dengan segenap kesederhanaannya, termasuk fasilitas yang apa adanya pula. Mungkin tidak seperti orang liburan pada umumnya yang biasanya memilih sebuah Villa megah sebagai pilihan tempat persinggahan bersama keluarga atau pasangan tercintanya, meskipun tujuan liburan saya selain silaturahmi kepada orang tua sendiri adalah bertemu sang pacar tercinta.

"Begitu indah"...kata yang paling cocok di pilih untuk mengomentarinya. Jika hari-hari yang kita lewati selama liburan lebih banyak di habiskan bersama sang kekasih hati. Apalagi jika ke dua pasangan yang saling mencintai itu merupakan pasangan yang jarang sekali bertemu. Seperti yang saya alami contohnya, saya dan
kekasih saya ini sangat jarang sekali bertemu bahkan sejak pertemuan terkahir 2 tahun lalu, baru di liburan yang ke 2 ini di akhir tahun yang sama baru dapat terealisasi dengan sebuah pertemuan yang dinanti-nanti.

Sebuah pertemuan yang bisa menghasilkan cerita. Tentu telah banyak kerinduan yang menumpuk di antara kami yang siap di tumpahkan, banyak kata-kata yang siap untuk di bicarakan, telah di persiapkan berbagai cerita yang seru, heboh, lucu dan mungkin menggemaskan, ataupun ada juga yang tidak sengaja akan membuat cemburu.

Apalagi jika cerita itu mulai menyinggung, pembicaraan pengalaman masa lalu dengan mantan pacar yang di sampaikan dengan nada yang penuh semangat 45, berikut detil-detil keromantisan yang tidak kalah seru dengan yang sekarang sedang di alami. Jelas secara sadar atau tidak sadar, direncana atau tidak direncana, keceplosan atau apapun itu namanya bisa membawa kita kepada perasaan CEMBURU yang akan memicu sebuah pertengkaran.

Bisa saja pertengkaran besar, pertengkaran yang kecil, raut muka yang mendadak pusat pasi, senyum yang begetar, tawa yang mendadak berhenti, nafas yang di telan dalam, jantung yang tiba-tiba berdetak, atau bisa jadi cukup serta merta memasang aksi cemberut , melepas pelukan yang tadinya erat dan menangis tersedu pertanda sebuah kemarahan, dongkol atau kecewa di mulai.

Semua itu tergantung dengan pembawaan diri, sehingga kita dapat menetukan marah yang seperti apa yang akan kita tunjukan ketika peristiwa seperti itu kebetulan menemui kita. Kalau pada kasus saya sudah jelas, saya pilih yang No. 1. Karena, jika tombol merah yang ada pada diri saya kembali di pencet, kontan kemarahan itu akan timbul dengan sendirinya.

Masalah tombol merah ini, saya kutip dari pembicara seorang Motivator terkenal di negara ini, yang topik-topik dari pembicaraannya itu sering saya dengar di sebuah radio kesangan. Menurutnya, dalam diri setiap orang bisanya ada hal-hal yang bisa sengaja atau tidak sengaja di singgung akan membuat dirinya menjadi marah.Ibarat tombol merah itu tadi, jika di sentuh dan di tekan maka lampunya kan menyala. Entah menyala terang ataupun redup kembali kepada duduk permasalahannya, jika orang lain berbicara tanpa usur kesengajaan bisa jadi di maafkan, tetapi jika memang di sengaja untuk membuat marah bisa menimbulkan perselisihan.

Pembaca yang budiman, tampaknya prinsip-prinsip yang di berikan di atas, tidak berlaku bagi saya. Masalahnya, sengaja atau tidak, direncana atau tidak. Jika sampai hal itu di lakukan pasti akan membuat saya marah atau murka, jika memang kemarahan itu sampai meledak-ledak tentunya. Satu hal yang mungkin masih bisa di toleransi buat orang lain tapi tidak bagi saya yaitu masalah "Berbohong".

Perihal berbohong, atau merasa di bohongi sempat beberapa kali terjadi sepanjang saya melewati liburan panjang bersama sang kekasih itu. Malah salah satu dari beberapa pertengkaran itu sempat membuat HandPhone butut kesayangan saya bernasib tragis, gara-gara di banting berkali-kali sampai akhirnya remuk tak berbentuk. Awalnya gampang, hanya gara-gara secara tak sengaja telah di temukan sebuah keping VCD dokumentasi pribadi pacar saya itu yang masih dia simpan. Padahal dia sendiri pernah meyakinkan, bahwa keping VCD yang saya maksudkan itu sudah dia buang dan sudah tidak di simpannya lagi.

"Betul! memang jika Hp saya itu jelek rupanya, benar! jika harga hp saya itu tidak seberapa, tidak salah! jika HP kesangan saya itu sudah kehilangan banyak penggemar lantaran desain maupun tipenya. Karena hanya sebuah HP Nokia 5110 yang sudah ketinggalan jaman".

Tapi uniknya, dengan remuknya hp kesayangan saya itu sempat membuat ada perasaan "ngungun" (jw sayang, sesal)dalam diri saya. Perasaan itu timbul tidak lebih karena semata-mata hp tersebut ada nilai history-nya ketimbang harga dan modelnya yang unik.

Memang beberapa tahun terakhir Hp itu telah menjadi teman setia. Saat saya masih mengaggur, selama saya bekerja sampai saya kembali menganggur hp itu tetap bersama saya. Setia menemani saya dalam setiap kondisi dan situasi. Sempat saya di lempari sebuah senyum dari seorang Pengusaha sukses dan seorang Pejabat, karena saya dengan cueknya mengangkat telepon yang berdering ketika tengah melalukan wawancara. Hp itu juga telah menjadi perantara saya menjalin ikatan persahabatan dengan sahabat-sahabat saya, baik teman kuliah, teman nongkrong atau teman sepenilitian dan hobi yang sama di dunia silat.
Otomatis dengan hancurnya Hp legendaris itu, membuat saya kehilangan banyak nomer penting, termasuk teman, sahabat, atau beberapa kenalan di luar negeri meski ada beberapa diantaranya cuma di kenal lewat dunia Chatting.

"Aneh tapi nyata...tapi itulah yang saya alami. Gara-gara sebuah kebohongan yang sepele saya jadi murka, hanya gara-gara tidak sengaja menemukan bukti yang tak penting, hp kesayangan saya yang tak berdosa itu telah menjadi korban kemarahan saya".

Memang saya kadang bersikap demokratis, saya dan pacar saya punya sebuah pasal, bahwa perbedaan pendapat atau argumentasi itu boleh dan tidak di larang selama tujuanya itu dalam proses menemukan sebuah solusi dari permasalahan yang sedang di hadapi. Dan sebaliknya jika solusi itu sudah di temukan maka kita harus berani saling memaafkan serta legowo (jw, ikhlas).
Meskipun begitu, seharusnya saya berani memberikan sebuah pengakuan yang logis mengingat secara garis besarnya saya masih menjadi salah satu orang yang "EGOIS".

Salam Sejahtera!
Jakarta,20 Apri 2008 - 11.13 am

Senin, 28 April 2008

Mengkritisi Budaya Plagiat Kita

by Romi Satria Wahono

Berawal dari komentar mas Ardiansyah di artikel yang saya posting dua tahun lalu (24 Pebruari 2006), berjudul Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis. Sahabat saya ini menemukan artikel yang mirip dengan tulisan saya di majalah BISKOM Edisi April 2008 halaman 63, yang ditulis oleh Tata Sutabri S.Kom, MM, dengan judul Perubahan Arah SDM TI Tahun 2010. Sebenarnya saya tidak terlalu menganggap penting masalah seperti ini karena sudah biasa artikel-artikel saya di-plagiat alias di-copy paste oleh adik-adik mahasiswa untuk tugas mandiri atau bahkan tugas akhir ;) .

Nah kebetulan hari minggu ini ada janji nganter Irsyad dan Hasan ke toko buku. Lewat counter majalah, kok jadi teringat lagi komentar om Ardi. Saya cari majalah BISKOM Edisi April 2008 itu, ehm … ketemu! Jujur saja, kaget dan trenyuh, karena kali ini yang meng-copy paste tulisan saya bukan mahasiswa, tapi pendidik alias dosen yang memiliki jabatan cukup tinggi sebagai Deputy Chairman of STMIK INTI Indonesia. Lebih trenyuh lagi, kenapa yang di-plagiat artikel itu? Itu bukan termasuk artikel terbaik yang pernah saya tulis lho … hehehe

Hasil scan artikel Majalah BISKOM Edisi April 2008 halaman 63 ada di bawah (klik untuk memperbesar). Untuk perbandingan, silakan baca artikel berjudul Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis yang saya tulis 24 Pebruari 2006.

tata-sdmit2010.jpg

Saya mencoba mengurai model plagiat artikel ini dari dua sudut pandang:

1.

Bagian artikel yang mengalami perubahan alias modifikasi, yaitu: Judul, Nama Penulis, dan 6 Paragraf awal (beberapa paragraf bahkan full copy paste). Sumber prediksi yaitu Gartner Predictcs 2006 Special Report dihilangkan oleh penulis, padahal ini referensi utama dari analisa tulisan ini. Sebagai catatan, ide awal menulis artikel ini datang dari Majalah eBizzAsia yang saya beli ketika selesai meeting dengan om Donny BU, om Marta Adi dan om Ismail di Auto Mall SCBD, dua tahun lalu. Karena itu, kredit tetap saya berikan ke majalah eBizzAsia yang memberi motivasi saya untuk mempelajari laporan Gartner Group itu. Kredit dan sitiran juga tetap saya berikan ke Gartner Predictcs 2006 Special Report yang saya baca, karena sekali lagi ini adalah referensi utama dari tulisan saya (dalam dunia persilatan eh penulisan ilmiah, ini sifatnya haram dihilangkan! :) )
2.

Bagian artikel yang sama sekali tidak mengalami perubahan alias full copy paste adalah dua paragraf terakhir. Paragraf ini berupa poin-poin panjang yang saya tulis dengan bahasa dan gaya tulisan saya. Poin-poin paragraf terakhir ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi selama 10 tahun di Jepang, study, keluar masuk berbagai perusahaan IT di Jepang (bekerja part time maupun semi full time), mulai dari menjadi teknisi, engineer, developer, konsultan sampai lecturer. Paragraf terakhir ini, selain saya tulis di artikel berjudul Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis di blog ini, juga pernah saya sisipkan untuk artikel berjudul Jadi Pebisnis IT Siapa Takut yang diterbitkan Majalah Kontan edisi Khusus September 2006 bertema Entrepreneurship. Bahasan ini juga sering saya masukkan ke beberapa slide saya ketika mengisi seminar bertema open source dan entrepreneurship. Materi seminar biasanya saya sediakan untuk di download, beserta rangkuman materi dalam bentuk posting di blog.

Poin utama yang ingin saya sampaikan berhubungan dengan masalah ini adalah:

*

Sangat menyesakkan dada karena budaya plagiat alias plagiarism alias copy-paste di Indonesia sudah masuk ke wilayah para dosen, pendidik dan pemegang jabatan di Universitas. Mereka seharusnya mereka memberi contoh yang baik kepada mahasiswa dan generasi muda, untuk tidak melakukan perbuatan kotor, tidak terpuji dan jauh dari etika keilmuwan ini. Sangat sulit mengharapkan munculnya generasi muda yang kreatif dan produktif, ketika sang pendidik tidak memberi contoh dan teladan yang baik bagaimana kreatif dan produktif memproduksi konten.
*

Kegiatan para copy-paster dan plagiator ini men-demotivasi para pedjoeang dan aktifis open content di Indonesia. Membuat para produsen dan creator open content, juga para blogger yang selama ini melakukan knowledge sharing dan membagi ilmu mereka dengan gratis melalui media Internet menjadi tidak nyaman.
*

Lisensi open content membolehkan siapapun untuk menggunakan, memodifikasi dan mendistribusikan ulang artikel dengan syarat bahwa tidak mengubah author dan menghilangkan lembar lisensinya. Pembajakan dalam ranah open content adalah ketika dua syarat terakhir itu tidak dipenuhi. Apalagi dengan menerbitkan ulang di sebuah media cetak dimana sang pembajak mendapatkan profit dari tulisan yang bukan hasil karyanya itu.
*

Beberapa artikel saya di blog RomiSatriaWahono.Net sering dipublikasi ulang oleh majalah-majalah komputer seperti Info Komputer, PC Plus, dsb. Redaktur dan wartawan majalah-majalah tersebut secara resmi meminta izin ke saya untuk memodifikasi dan mendistribusikan ulang artikel saya lewat media cetak yang mungkin memiliki segmen berbeda dengan media maya. Meskipun sebenarnya sesuai dengan lisensi open content di seluruh artikel saya (baik di IlmuKomputer.Com maupun RomiSatriaWahono.Net), mereka tidak perlu meminta izin khusus ke saya. Saya ingin memberi apresiasi kepada majalah-majalah tersebut karena sudah bertidak secara benar, menghormati lisensi dari artikel dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
*

Deadline artikel untuk suatu majalah kadang memberi pressure kita sebagai penulis, kontributor atau pengajar. Saya sering akhirnya memutuskan menolak untuk mengisi artikel di sebuah majalah atau surat kabar, ketika benar-benar sedang tidak ada ide untuk menulis. Sebaiknya sikap ini berani kita ambil, dan bukan malah mengorbankan integritas kita dengan menulis artikel yang merupakan copy-paste (plagiat) dari artikel orang lain.
*

Untuk mahasiswa-mahasiswaku dan juga adik-adikku generasi muda di manapun berada, mari kita semua berusaha kreatif dan produktif menghasilkan konten yang positif. Jagalah etika keilmuwan, hormati lisensi dan berilah credit kepada siapapun yang terlibat dalam proses kreatif itu, sekecil apapun kontribusi mereka. Tiru dan teladani perilaku positif dari guru dan dosenmu, dan tinggalkan perilaku tidak terpuji dari mereka.

Mudah-mudahan kita semua tetap komitmen, konsisten dan pantang mundur dalam perdjoeangan untuk berbagi pengetahuan dan memberi solusi riil kepada rekan-rekan lain di manapun berada dengan ikhlash.

Jumat, 18 April 2008

Obsesi Cinta yang Hilang

Obsesi memenangkan sayembara Menulis.
"...salah satu diantara ribuan orang yang ingin menjadi penulis, itu salah satu obesi saya di samping obesi yang lain yang ingin saya raih dalam hidup saya yakni ingin jadi orang yang serba bisa dan bisa hidup di mana saja lewat karya. Saya merasa punya hasrat menulis ketika saya sadar beberapa tahun lalu, saya sudah termotivasi dunia coret sajak sejak SD-SMP, walau masih berbentuk coretan tinta di lingkungan surat cinta yang saya buat...."

Melihat Judul itu setiap orang pasti akan menilai dirinya bakal menjadi yang terbaik dan lebih dari orang lain. Kenapa karena pertanyaan itu akan sangat menimbulkan ego kita bangkit minimal satu level dari sebelunya. Seperti halnya diri saya yang akan saya ceritakan kepada anda setelah melihat ada pengumuman soal beasiswa di website yang memuat sayembara ini.

Saya mungkin salah satu diantara ribuan orang yang ingin menjadi penulis, itu salah satu obesi saya di samping obesi yang lain yang ingin saya raih dalam hidup saya yakni ingin jadi orang yang serba bisa dan bisa hidup di mana saja lewat karya. Saya merasa punya hasrat menulis ketika saya sadar beberapa tahun lalu, saya sudah termotivasi dunia coret sajak sejak SD-SMP, walau masih berbentuk coretan tinta di lingkungan surat cinta yang saya buat, meski tidak kurang banyak yang mencontek dari buku puisi atau surat cinta dan alhasil tidak sedikit juga yang menolak “Gombal!” sebagian besar idola saya minimal bilang demikian.

Buktinya saya beberapa kali menghujani kata-kata lewat surat cinta yang saya titip lewat teman dekat gadis-gadis cantik yang saya taksir waktu itu, memang tampang saya biasa ajah dan saya bisa di bilang tak tau malu, mungkin benar karena saya sadar akan hal tersebut ketika ada gadis cantik idola saya ketika SMP menolak saya mentah-mentah maklum dia cantik dan lagi kakak kelas saya, wajar dia bilang gitu karena waktu itu saya baru masuk di sekolah yang sama.

Waktu SMP saya sempat memberanikan diri meminjam mesin ketik milik pak lurah di kantor desa untuk memenuhi hasarat birahi saya yang kegatelan igin ketak-ketik buat puisi yang bisa di bilang basi. Cinta tidak jauh seputar itu, pacar yang cantik itu yang membuat saya termotivasi. Selain itu sering saya termotivasi karena banyak baca puisi yang di muat di majalah pelajar (MOP), karena biasanya setiap puisi yang di muat di bumbui kirim salam di bawahnya. Saya piker-pikir memang hasilnya banyak yang nihil walau sempat puisi saya ada yang di muat di madding sekolah tapi itu setelah saya terus berjuang menulis sampai masuk SLTA.

Di SMK (SLTA yang saya pilih), saya tidak menghentikan kebiasaan saya corat-coret malah saya sudah mulai asyik dengan sebuah buku agenda yang mencatat setiap perjalanan yang saya alami, maklum saya punya hobby baru pecinta alam, jadi membuat saya menemukan dunia saya kembali ketika keluar masuk gunung dan hutan. Untung saya masuk jurusan penjualan karena di SMK tidak ada jurusan sastra atau bahasa, jadi kebiasaan yang bisa di bilang gila kata teman-teman cowok di sekolah banci kata mereka karena saya cinta dengan sebuah agenda atau diary untuk menulis rayuan, agak sedikit tersalurkan dan terkontrol meski tidak jarang saya teriakan beberapa bait puisi saat gemas dengan ulah gadis impian.

“Kucinta kau kala dini hari, redam batuk memecah sunyi, dan nyanyian tukang becak yang mengadukan nasib pada langit…” , kutipan puisi juga dari hasil mencontek dari foto laser om saya yang kuliah di IKIP Djokjakarta waktu, dan sampai hafal saya ucapkan malah foto itu sudah tak ada lagi di tempatnya, malah saya sendiri tidak tau puisi siapa itu sebenarnya…aneh ya saya, gila ya?.

Keanehan saya yang lain saya sadari adalah saya sepertinya tidak bisa hidup dan belajar karena cinta. Sering saya berkali-kali tidak bisa menulis artikel di web atau blog pribadi saya gara-gara saya bilang kehilangan Mood. Hal itu praktis terjadi jika saya sendiri merasa tidak punya cinta atau saat saya rindu sosok kekasih. Sampai saya pernah berani keluar dari sebuah pekerjaan dan beberapa minggu tidak kuliah, gara sepontan saya di tinggal pacar. Bagi saya cinta adalah semangat dan sumber isnpirasi saya pada waktu itu apalagi cinta seorang kekasih.

Tapi akhir-akhir ini saya sudah sadar bahwa pendapat itu salah, mungkin tidak salah tapi lebih tepat tidak sepenuhnya benar. Saya yakin bisa menciptakan rasa cinta yang lebih kuat yaitu cinta pada diri sendiri. Saya harus terus menciptakan cinta untuk semangat saya berkarya, cinta pada diri sendiri, cinta pada pikiran dan imajinasi, cinta pada semua hal yang baik pasti akan terjadi jika saya terus eksis di sini sehingga saya merasa termotivasi.

Dan yang tidak kalah penting adalah saya harus yakin bahwa cinta yang paling kekal adalah cinta Tuhan pada hambanya, saya yakin saya masih punya Tuhan dan saya yakin akan membalas dengan cinta jika aku juga mencintainya. Dengan terus begitu semangat saya akan terus ada, dan secara otomatis cinta yang saya inginkan akan menemani saya selamnya.

“Saya akan terus berkarya!”

By mas ezra
Jakarta, 18 april 2008

Kamis, 17 April 2008

Cerita Si "LANTING"

by Mas ezra

"...dari bahan dan harganya, juga bentuknya si lanting ini juga biasa. Tidak ada yang istimewa buat saya. hanya terbuat dari parutan singkong, atau tapioka, di bumbui dengan bawang di bentuk sedemikian rupa, di goreng, lalu..."

Kisah ini Saya tulis pada awalnya dari sepintas kutipan pembicaraan antaran seorang Bos dengan Seorang karywannya di sebuah WARNET (Warung Internet)di daerah tempat tinggal Saya.

Malam itu secara tidak sengaja Saya terlibat ditengah pembicaraan antara Bos dengan Karyawannya itu, meskipun hanya sebagai pendengar yang numpang lewat saja. Dikarenakan kepentingan Saya saat yang bersamaan cuma harus membayar bil komputer yang telah Saya gunakan beberpa menit, sekaligus mengambil berkas dari sekian lembar materi yang telah Saya kumpulkan dan Saya cetak.

Sambil menunggu uang kembalian dari mbak kasir pada saat itu, Saya secara tidak sengaja mengamati keadaan sekitar termasuk kearah sang bos pemilik warnet yang tengah asik ngobrol sambil makan cemilan sendirian dalam sebuah kantong plastik berukuran 1 kg.

Dalam obrolan itu sang Bos dengan santainya menanyakan perihal cemilan yang ia sendiri tengah memakannya sudah separuh dari ujung batas plastik pembungkusnya.

"Nama makanan ini sebenernya apa sih, Peng?", tanya sang bos kepada mas Pepeng karyawannya.

"Ya Lanting". jawabnya singkat sambil sibuk mengisi selembar kertas yang sempat saya lirik ternyata sebuah nota pembelian Voucher Hp yang ada didepannya.
"Kenapa sih ko namanya Lanting?", tanyanya seakan tidak merasa puas mendapat jawaban puas dari karyawannya.
"Iya kaya anting-antingkali". jawab pepeng dengan lugunya.
Melihat dan mendengar ulah ke 2 orang tersebut, Saya tersenyum sambil bergegas keluar meninggalkan mereka yang sedang asyik membahas sebuah cemilan yang kita kutip namanya "lanting".

Sambil melangkah pulang menuju rumah kost yang saya tinggali di seberang jalan dari warnet yang sering saya kunjungi tersebut. Ingin sekali saya terlibat dalam topik yang baru saja saya temui itu, tapi saya sadar kalo saya hanya berperan sebagai pelanggan yang kebetulan mampir dan lagi mungkin pembahasan soal lanting tadi adalah pembahasan yang mungkin hal biasa. "Biasa tapi membuat saya ingin ikut angkat bicara, tidak penting tapi cukup menggelikan buat saya".

Saya memang orang desa, yang tidak merasa asing mendengar nama sebuah cemilan "lanting", makanan ringan yang sering saya temui di desa atau daerah kampung tempat saya berasal.

Saya sering menemukan pedagang lanting yang membawa barang dagangannya pagi hari ke pasar, atau di pasar saya sering melihat ratusan bal lanting-lanting di turunkan dari sebuah truk pengangkutnya untuk diantar ke toko makanan ringan yanga da dipasar tersebut, sampai saya juga pernah mencicipi cemilan tersebut saat ada tetangga atau saudara yang memiliki acara tertentu.

Bagi orang desa makanan lanting adalah sebuah makanan biasa yang mungkin saya sendiri bosan, karena sebuah lanting kalo saya nilai tidak ada istimewanya sama sekali jika di banding dengan makanan sejenis seperti keripik keju, kacang mete, emping, crispy atau jenis cemilan lain.

Tapi lanting itu sendiri seakan menjadi nyamikan (suguhan ringan) ketika ada event. bahkan lanting hampir tidak pernah absen di tengah orang-orang yang sedang terlibat obrolan di desa saya, entah itu pemuda nongkrong, ronda malam, atau obrolan kecil sambil nonton TV.

Saya tidak tau persis apa sebab awalnya, kenapa lanting ini menjadi sangat populer di kalangan masyarakat daerah, karena seolah-olah si lanting ini otomatis hadir ketika ada suguhan lain di sodorkan di tengah tamu yang berkunjung di sebuah keluarga.

Jika melihat dari bahan dan harganya, juga bentuknya si lanting ini juga biasa. Tidak ada yang istimewa buat saya. hanya terbuat dari parutan singkong, atau tapioka, di bumbui dengan bawang di bentuk sedemikian rupa, di goreng, lalu setelah matang baru di taburi garam atau gula halus sesuai dengan selera mau asin atau manis. Unutuk selanjutnay di kemas dalam sebuah kantong plastik atau toples...tidak istimewakan!?

Cuman yang sedikit janggal buat saya pada bentuk si lanting yang itu-itu saja, di semua daerah termasuk di jakarta saya sempat menemukan lanting di sebuah supermarket. ya bentuknya sama seperti yang saya temukan di kampung saya. Mungil...kalo tidak bentuknya seperti angka delapan ya olingkaran, walau kadang agak lonjong. Karena entah itu d kampung atau di kota atau di manapun juga lanting di buat tetap tidak boleh tidak tanpa sentuhan tangan pembuatnya.

Dan lanting di era sekarang nampaknya juga kritis terhadap beragam kalangan tempatnya di jual. Ketika lanting itu d jual di desa mungkin lebih membawa khas rasa bawangnya yang gurih, jika lanting itu d jual di pegunungan biasanya mengutamakan rasa pedas, tentu saja sebagai penghangat obrolan di udara yang dingin, atau rasa keju yang manis serta tidak kalah gurih sekarang ini mulai marak juga di gemari, terlebih jika lanting itu akan di jual di kota.

Seperti perkembangan Fashion saja...si lanting ini juga tampaknya tidak mau ketinggalan dia tidak mau di bilang kampungan terus biar "biar lanting, tapi rasanya juga keju!", kata si pembuat. Meski berasal dari daerah kecil di desa-desa terpencil tapi lanting ini juga ingin tetap jadi cemilan beergengsi di antara cemilan yang beredar di kota. Ibarat seorang artis daerah yang ingin jadi terkenal di atas persaingan pangung-pangung ibukota.

"Sungguh membutuhkan kreatifitas, untuk mengemasnya menjadi sedemikian rupa pastinya...?!"

Meski hal ini jelas benar akan membuat lanting mungkin jadi lupa diri dari mana dia berasal sebelum tenar, membuat dia mungkin akan lupa siapa dirinya jika dia berhasil meraih obsesinya itu. Semoga tidak...! (Jakarta,17 april 2008, 12.49 pm)

Selasa, 08 April 2008

T a p i

Post 1:Thursday, October 26, 2006 from pinggiranserayu.blogspot.com

Tapi
Aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
Aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilng hanya
Aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang meski
Aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang sayang
Aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
Aku bawakan awahku padamu
tapi kau bilang kalau

Tapi aku datang padamu...
wah...!!!!
dari ...sajak kaki langit...
"catatan jejak kaki lembah lawe.."
Lembah lawe, 2001
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 11:58 PM 0 komentar

Puncak Barat, Gunung Lawe

Post 1: from pinggiranserayu.blogspot.com


Aku pergi coba tinggalkan semua, aku coba pisahkan janji dan kenyataan, mencoba lupakan yang tlah ada...hatimu penuh benci. Aku langkahkan kaki, yang berat kubuat ringan padahal, hatiku berontak, pikiranku penuh dendam namun, raga ku hanya pasrah.Tuhan, aku kadang takut...jika aku tak dapat mengingatmu, karena berat beban yanga da, dan kebimbangan yang terus meraja (he..kt coklat). Sampai kapanpun akau tunggu, sampai kebencian jemu kemudian pergi, aku coba tetap melawan apa yang tersembunyi, dalam cakrawala aku tetap setia lebih dari 365 hari...?
Aku terus coba meninggalkan yang telah ada, aku berjuang menaklukan diriku sendiri, satu demi satu aku tinggal, selangkah demi selangkah aku rubah menuju gergang baru...!!!Aku songsong gelombang kenyataan menderu penuh dendam, melangkah...meski berat aku tetap melangkah...Kau tepis aku seperti gelombang dengan karang, kau katakan tanpa pasti...bicara dengan penuh bimbang tapi pasti jelas kudengar.
" ...kau ingin aku menjauh seperti debu yang tertiup angin, kau inginkan itukah??"...Namun aku tetap yakin...disisi lain ada wajah yang harus aku tatap, wajah yang penuh airmata...Mengakui ketidak berdayaannya di hadapan sang Pencipta.....melangkahi kodrat sebagai seorang hamba....???

"cobaan terus mengintip dan mencoba, mengiringi...
...catatan jejak kaki lembah lawe..."

Lembah lawe, 30 Juli 2001
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 12:10 AM 0 komentar

Penghianatan 365 hari

Post 1: from pinggiranserayu.blogspot.com

365 hari ...kucari sepenggal asa tuk cari impian cinta
kucari sebait kata tuk ungkap sebersit rasa

365 hari...
ku dahaga letih penuh duka
berkorban walau kadang kecewa
terhina dan dihina siksa

365 hari...
kembali kau gores luka
disaat tulus hatiku
kehadiranku ternyata tak berarti


365 hari...
kau hianati asaku
kau hempas jiwaku
terkapar...terhempas dera
dengar ucap santun penuh bisa
kau sudutkan raga pada sisi ruang gelap dan pengap...
Kini...kuterluka dengan luka makin parah
mencoba berdiri tuk melangkah
dengan hati yang berdarah
coba berjalan walau terengah..

365 hari...
sejuta kecewa harus kuterima
sejuta dukapun kurasa
oleh karena penghianatan...

365 hari...
tanpa cinta dan harga diri....???
broken

from "mading" my school
by jejak kaki lembah lawe 2001
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 12:18 AM 0 komentar

Doa Sang Pecinta

Post 1:Friday, October 27, 2006 from pinggiranserayu.blogspot.com



Tuhan....jadikanlah aku pembawa damai...

Bila terjadi kebencian...jadikanlah aku pembawa cinta kasih...

Bila terjadi penghinaan...jadikanlah aku pembawa pengampunan...

Bila terjadi perselisihan...jadikanlah aku pembawa kerukunan...

Bila terjadi kebimbangan ... jadikanlah aku pembawa kepastian...
Bila terjadi kesesatan...jadikanlah aku pembawa kebenaran...

Bila terjadi kecemasan...jadikanlah aku pembawa harapan...

Bila terjadi kesedihan...jadikanlah aku pembawa bahagia...

Bila terjadi kegelapan...jadikanlah aku pembawa terang...

"Tuhan, semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur, memahami daripada di pahami, mencintai daripada dicintai.Sebab dengan memberi aku menerima, dengan mengampuni...aku diampuni, dengan mati suri...aku bangkit lagy untuk hidup selamanya....!!!"

catatan jejak kaki lembah lawe 2003

by mas ezra
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 12:22 AM 0 komentar

Kerikil Mungil

post 1: from pinggiranserayu.blogspot.com

Mungkin....
aku hanya salah satu diantara ribuan "kerikil mungil"...
yang terdampar di pelataran bebatuan kali
menghampar di pinggiran sepajang aliran "sungai serayu".

Mungkin...
menjadi sebuah kesetiaan...
untuk menantimu
sambil meyakinkan suara terlantun merdu dari aliran "sungai serayu"....


Pinggir serayu, 30 Okt 2006 (18:41wib)
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 4:24 AM 0 komentar

Revolusi Pikiran Koe

Post 1:Tuesday, October 31, 2006 from pinggiranserayu.blogspot.com


Kini...dihari ini banyak hal yang berubah
Tak bisa hanya menendangnya jauh tuk mendapat suatu kebenaran
Kadang...sesuatu terjadi dengan cepat dan tak ada yang tampak berakhir
Sesuatu yang kumulai sekali bukan miliku lagi
Aku pikir...kini saatnya aku berbalik atau kembali

Kau...miliki wajah seperti puteri mungil dan punya naluri wanita
Senyummu hangat dan lembut
Kudengar orang-orang mengatakan bahwa aku harus tetap berada jauh
Dirimu dan semua problema yang kamu bawa
Mereka takan pernah mengenalimu
Tak seorangpun pernah mengetahui apa yang harus di lakukan
Mereka tak kan pernah melihatmu menangis
Mereka takkan pernah tahu, mengapa???

Kini...saatnya dirimu kembali bebas
Ketika kau inginkan semua, maka kau akan melihat
Kinilah...saatnya kamu untuk bebas
Ketika kau inginkan semuanya, maka kau akan melihat
Apa arti semua itu...?

Lihat ...anak laki-laki kecil menggandeng tangan ibunya
matanya dapat melihat sesuatu yang lama tlah kita lupakan
Dunia kini menjadi mudah dan kenapa tidak?
Dia selalu benar sampai hari ini
Ketika "mikey mouse" harus pergi jauh...

Inilah saatnya kau untuk kembali bebas
Dunia ini menangis untuk kembali bebas
Dunia ini menagis takkanbisa kau lihat
Kita lihat perubahan untuk melakukan dengan benar

Kita butuh "revolusi pikiran"
Untuk bisa jauh dari keegoisan ini
Hentikan bermain tanpa sadar...
cobalah tuk bebas...
Inilah saatnya kembalinya dirimu...?!!

by sang petualang

Pinggir serayu, bukitselatan 29 Okt 2001
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 10:01 PM 0 komentar

>>:Diatas Meja :<<

post 1 : from pinggiranserayu.blogspot.com


diatas meja cangkir kosong
gelisah mengingatkan
tentang hidup yang percuma

diatas meja bungkus-bungkus roko mengeluh
dan debu ada kertas
tak ramah lagi bicara

diatas meja, inikah seribu
masa silam dan catatan
tentang dosa kita???

from
sajak kaki langit, agustus 2001
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 12:14 AM 0 komentar

Kereta Cinta

post 1:Wednesday, November 01, 2006 from pinggiranserayu.blogspot.com


Aku...tetap rangakaikan gerbong hidupku
panjang hitam dan berlikudebu, debu melekat di tubuhku
diantara letih dan keringat

aku gauli lara dalam tiap langkah
sendu dan kelabu adalah tetes air yang ku reguk
tatap mataku adalah garis-mimpi yang tak pasti
dan cintaku bagai tarikan nafas yang sesak

meski cinta ini sudah membara
tapi masih pantaskah cinta menjadi api
sementara bayangmu berkelebat di pelupuk mata
aku hanya diam, dirimu terlalu suci


tlah 1000 kali aku jelajahi lautan cinta
tlah 1000 kali aku di khianati

walaw 1000 kali merapi meletus setiap hari
bahkan jika air laut 1000 kali pasangpun

tapi aku tak perduli
aku tetap menunggumu dindaku...

"sajak kaki langit" dari pinggiran serayu
5 November 2001
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 12:28 AM 1 komentar

Jalan Cinta Gang Buntu

post 1:Sunday, November 05, 2006 from pinggiranserayu.blogspot.com


Ku berjalan menyusuri waktu
penat sudah diri tiada ku peduli
mencari bayangmu disetiap sudut benua
dimana kasih berada....

Rentetan kisah iringi langkah kaki yang ta tau kemana..
disini hanya mampu menanti...
hanya menanti....
waktu ...
kapan kau sampaikan padanya...
diriku menyimpan rindu...

Oh..kanda...
Begitu banyak jalan yang ku lewati
namun... tiada kutemui pintu terbuka
untukmu ...kanda

Hanya doa yang mampu ku sematkan...
tuk kanda seorang...
percayalah...
dirimu kan jadi lampu penerang hati..

from Virgo park royale, HK
to Sang Penjaga Hati
Diposting oleh Sang Penjaga Hati di 8:38 PM

Pesan Cinta

post 1 :Monday, May 21, 2007 at pinggiranserayu.blogspot.com


Kepada sahabat-sahabat ku yang ............MASIH SINGLE
Cinta ibarat kupu-kupu. Makin kau kejar, makin ia menghindar. Tapi bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat kau tak menduganya.Cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula ia menyakiti, tapi cinta itu hanya istimewa apabila kau berikan pada seseorang yang layak menerima. Jadi ... tenang-tenang saja, jangan ter-buru buru dan pilihlah yang terbaik.

Kepada sahabat-sahabat ku yang............RAGU-RAGU DENGAN PERNIKAHAN
Cinta bukannya perkara mencari seseorang yang "sempurna", tetapi menemukan seseorang yang bisa membantumu menjadikan dirimu menjadi sempurna.

Kepada sahabat-sahabatku yang............PLAYBOY/PLAYGIRL
Jangan katakan "Aku cinta padamu" bila kau tidak benar - benar peduli. Jangan bicarakan soal perasaan-perasaan bila itu tidak benar-benar ada. Jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau hanya berniat main-main dengannya. Jangan menatap kedalam mata bila apa yang kau kerjakan cuma berbohong. Hal terkejam yang bisa dilakukan ialah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat samasekali 'tuk menerimanya' saat ia terjatuh.........

Kepada sahabat-sahabatku yang ............SUDAH MENIKAH
Kalau Cinta jangan katakan "Ini salahmu!", tapi "Maafkan aku, ya!" Jangan juga katakan "Kau dimana!", melainkan "Aku disini, kenapa?" Bukan "Kok bisa sih kau begitu!" tapi "Aku ngerti."
Dan juga bukan "Coba, seandainya kau..." akan tetapi "Terima kasih ya, kau begitu....."

Kepada sahabat-sahabatku yang............BERTUNANGAN
Tolok ukur saling mencocoki bukanlah berapa lamanya waktu yang kalian habiskan bersama, melainkan untuk betapa baiknya kebersamaan anda berdua.

Kepada sahabat-sahabatku yang ............PATAH HATI
Sakit... patah hati... bertahan selama kau menginginkannya, dan akan mengiris luka sedalam kau
membiarkannya. Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi rasa itu, melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan hikmahnya.

Kepada sahabat-sahabatku yang ............BELUM PERNAH JATUH CINTA
Bagaimana kalau jatuh cinta: Mau jatuh jatuhlah tapi jangan sampai terjerumus, tetaplah konsisten tapi jangan terlalu "ngotot", berbagilah dan jangan sekali-sekali tidak fair, berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut, siap2lah untuk terluka dan menderita, tapi jangan kau simpan semua rasa sakitmu jika itu benar-benar kau alami.

Kepada sahabat-sahabatku yang ............INGIN MENGUASAI
Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan orang lain, tapi akan lebih sakit lagi mengetahui bahwa yang kau cintai ternyata tidak bahagia denganmu.

Kepada sahabat-sahabatku yang ............TAKUT MENGAKUI
Cinta menyakitkan bila anda putuskan hubungan dengan seseorang. Tapi lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan denganmu. Tapi cinta paling menyakitkan bila orang yang kau cintai samasekali tidak mengetahui perasaanmu [terhadapnya].

Kepada sahabat-sahabatku yang ............MASIH BERTAHAN MENCINTAI SEORANG YANG SUDAH PERGI
Hal menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu seseorang lalu jatuh cinta, hanya kemudian pada akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah jodohmu dan kau telah menyiakan ber-tahun2 untuk seseorang yang tidak layak. Kalau sekarang ia sudah tak layak, 10 tahun dari sekarangpun ia juga tak akan layak. Biarkan dia pergi,lupakan.......!!

Dari email Gelap
di YM May@ 2007

Tidur

Tidur

Tidur itu seperti gelap
Tidur itu sepi...

Tidur itu seperti mati
Karena tidur itu misteri
Maka tidurlah...

Tidur itu seperti mimpi
Yang sulit di lalui
Sepi tak pernah pasti
Tapi tidur itu bukan mati,

Aku tak pernah peduli
kapan aku mati

Mungkin seperti mimpi
Sepi...namun pasti.

still of the night ... (night yard �)
Jakarta, 05April'08 - 00.45am
Dari "Han", saat takut tidur
Ditulis oleh Mas ezra