Senin, 28 April 2008

Mengkritisi Budaya Plagiat Kita

by Romi Satria Wahono

Berawal dari komentar mas Ardiansyah di artikel yang saya posting dua tahun lalu (24 Pebruari 2006), berjudul Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis. Sahabat saya ini menemukan artikel yang mirip dengan tulisan saya di majalah BISKOM Edisi April 2008 halaman 63, yang ditulis oleh Tata Sutabri S.Kom, MM, dengan judul Perubahan Arah SDM TI Tahun 2010. Sebenarnya saya tidak terlalu menganggap penting masalah seperti ini karena sudah biasa artikel-artikel saya di-plagiat alias di-copy paste oleh adik-adik mahasiswa untuk tugas mandiri atau bahkan tugas akhir ;) .

Nah kebetulan hari minggu ini ada janji nganter Irsyad dan Hasan ke toko buku. Lewat counter majalah, kok jadi teringat lagi komentar om Ardi. Saya cari majalah BISKOM Edisi April 2008 itu, ehm … ketemu! Jujur saja, kaget dan trenyuh, karena kali ini yang meng-copy paste tulisan saya bukan mahasiswa, tapi pendidik alias dosen yang memiliki jabatan cukup tinggi sebagai Deputy Chairman of STMIK INTI Indonesia. Lebih trenyuh lagi, kenapa yang di-plagiat artikel itu? Itu bukan termasuk artikel terbaik yang pernah saya tulis lho … hehehe

Hasil scan artikel Majalah BISKOM Edisi April 2008 halaman 63 ada di bawah (klik untuk memperbesar). Untuk perbandingan, silakan baca artikel berjudul Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis yang saya tulis 24 Pebruari 2006.

tata-sdmit2010.jpg

Saya mencoba mengurai model plagiat artikel ini dari dua sudut pandang:

1.

Bagian artikel yang mengalami perubahan alias modifikasi, yaitu: Judul, Nama Penulis, dan 6 Paragraf awal (beberapa paragraf bahkan full copy paste). Sumber prediksi yaitu Gartner Predictcs 2006 Special Report dihilangkan oleh penulis, padahal ini referensi utama dari analisa tulisan ini. Sebagai catatan, ide awal menulis artikel ini datang dari Majalah eBizzAsia yang saya beli ketika selesai meeting dengan om Donny BU, om Marta Adi dan om Ismail di Auto Mall SCBD, dua tahun lalu. Karena itu, kredit tetap saya berikan ke majalah eBizzAsia yang memberi motivasi saya untuk mempelajari laporan Gartner Group itu. Kredit dan sitiran juga tetap saya berikan ke Gartner Predictcs 2006 Special Report yang saya baca, karena sekali lagi ini adalah referensi utama dari tulisan saya (dalam dunia persilatan eh penulisan ilmiah, ini sifatnya haram dihilangkan! :) )
2.

Bagian artikel yang sama sekali tidak mengalami perubahan alias full copy paste adalah dua paragraf terakhir. Paragraf ini berupa poin-poin panjang yang saya tulis dengan bahasa dan gaya tulisan saya. Poin-poin paragraf terakhir ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi selama 10 tahun di Jepang, study, keluar masuk berbagai perusahaan IT di Jepang (bekerja part time maupun semi full time), mulai dari menjadi teknisi, engineer, developer, konsultan sampai lecturer. Paragraf terakhir ini, selain saya tulis di artikel berjudul Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis di blog ini, juga pernah saya sisipkan untuk artikel berjudul Jadi Pebisnis IT Siapa Takut yang diterbitkan Majalah Kontan edisi Khusus September 2006 bertema Entrepreneurship. Bahasan ini juga sering saya masukkan ke beberapa slide saya ketika mengisi seminar bertema open source dan entrepreneurship. Materi seminar biasanya saya sediakan untuk di download, beserta rangkuman materi dalam bentuk posting di blog.

Poin utama yang ingin saya sampaikan berhubungan dengan masalah ini adalah:

*

Sangat menyesakkan dada karena budaya plagiat alias plagiarism alias copy-paste di Indonesia sudah masuk ke wilayah para dosen, pendidik dan pemegang jabatan di Universitas. Mereka seharusnya mereka memberi contoh yang baik kepada mahasiswa dan generasi muda, untuk tidak melakukan perbuatan kotor, tidak terpuji dan jauh dari etika keilmuwan ini. Sangat sulit mengharapkan munculnya generasi muda yang kreatif dan produktif, ketika sang pendidik tidak memberi contoh dan teladan yang baik bagaimana kreatif dan produktif memproduksi konten.
*

Kegiatan para copy-paster dan plagiator ini men-demotivasi para pedjoeang dan aktifis open content di Indonesia. Membuat para produsen dan creator open content, juga para blogger yang selama ini melakukan knowledge sharing dan membagi ilmu mereka dengan gratis melalui media Internet menjadi tidak nyaman.
*

Lisensi open content membolehkan siapapun untuk menggunakan, memodifikasi dan mendistribusikan ulang artikel dengan syarat bahwa tidak mengubah author dan menghilangkan lembar lisensinya. Pembajakan dalam ranah open content adalah ketika dua syarat terakhir itu tidak dipenuhi. Apalagi dengan menerbitkan ulang di sebuah media cetak dimana sang pembajak mendapatkan profit dari tulisan yang bukan hasil karyanya itu.
*

Beberapa artikel saya di blog RomiSatriaWahono.Net sering dipublikasi ulang oleh majalah-majalah komputer seperti Info Komputer, PC Plus, dsb. Redaktur dan wartawan majalah-majalah tersebut secara resmi meminta izin ke saya untuk memodifikasi dan mendistribusikan ulang artikel saya lewat media cetak yang mungkin memiliki segmen berbeda dengan media maya. Meskipun sebenarnya sesuai dengan lisensi open content di seluruh artikel saya (baik di IlmuKomputer.Com maupun RomiSatriaWahono.Net), mereka tidak perlu meminta izin khusus ke saya. Saya ingin memberi apresiasi kepada majalah-majalah tersebut karena sudah bertidak secara benar, menghormati lisensi dari artikel dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
*

Deadline artikel untuk suatu majalah kadang memberi pressure kita sebagai penulis, kontributor atau pengajar. Saya sering akhirnya memutuskan menolak untuk mengisi artikel di sebuah majalah atau surat kabar, ketika benar-benar sedang tidak ada ide untuk menulis. Sebaiknya sikap ini berani kita ambil, dan bukan malah mengorbankan integritas kita dengan menulis artikel yang merupakan copy-paste (plagiat) dari artikel orang lain.
*

Untuk mahasiswa-mahasiswaku dan juga adik-adikku generasi muda di manapun berada, mari kita semua berusaha kreatif dan produktif menghasilkan konten yang positif. Jagalah etika keilmuwan, hormati lisensi dan berilah credit kepada siapapun yang terlibat dalam proses kreatif itu, sekecil apapun kontribusi mereka. Tiru dan teladani perilaku positif dari guru dan dosenmu, dan tinggalkan perilaku tidak terpuji dari mereka.

Mudah-mudahan kita semua tetap komitmen, konsisten dan pantang mundur dalam perdjoeangan untuk berbagi pengetahuan dan memberi solusi riil kepada rekan-rekan lain di manapun berada dengan ikhlash.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

heee heee pak k, plagiat itu biasa menurut saya , saya yakin dulu bp juga seperti itu waktu sekolah , ide orang lain bisa di akui ide bp . padahal ide teman cuma dari bahan obrolan tapi di akui juga ... itu kebanyakan orang pak .
maaf kalau saya salah arti 'plagiat' bukan maksud membela tapi kalau sang dosen itu benar2 plagiat cuma merubah yang ada sayang tidak kasih sumbernya si penulis asalnya ..